Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Belum Sampai Kesudahannya

Perjuangan itu tidak pernah mengenal kata menyerah. Jika dalam berusaha masih ada ketakutan dan perasaan ingin menyerah, berarti perjuangan itu belum anda inginkan sepenuh hati. Menyerah hanya milik orang-orang yang takut akan apa yang diperjuangkannya. Takut menghadapi kehidupan barunya atau takut dengan kegagalan dalam usaha mereka. Perjuangan sejati tidak hidup dan meyakini apa yang mereka takuti. Mereka akan hidup dalam pengharapan akan keberhasilan yang sebentar lagi mereka capai. Penemu besar selalu hidup berdampingan dengan orang-orang pesimis dan tidak percaya dengan hal baru. Namun mereka tetap menjalankan apa yang mereka yakini. Mereka teguh dan konsisten mengerjakan pekerjaan yang mereka yakini. Akhirnya mereka mencapai hasil yang mereka harapkan. Banyak orang yang menolak perjuangan yang begitu keras. Seakan-akan hidup ini hanyalah untuk dinikmati. Hidup cukup dengan menerima apa yang sudah ada, tidak perlu membuat sesuatu yang baru dalam hidup. Wrigth bersudara y

Cerita di Facebook, Twitter dan Blackberry Status

Gambar
Pernahkah anda mengingat status-status yang pernah anda tuliskan di Blackberry anda? Di Facebook anda? atau di Twitter anda? Atau anda adalah orang yang rutin merangkum setiap status yang anda update di media-media tersebut? Itu dapat menceritakan perjalanan diri anda, emosi anda bahkan bagaimana pemikiran anda sampai saat ini. Status tersebut bisa menjadi sebuah cerita unik mengenai diri anda. Misalnya untuk perjalanan 1 tahun kebelakang, selama tahun 2012 ini. Penting bagi kita untuk mengetahui apa yang kurang dalam tahun ini, sehingga saat membuat resolusi di tahun 2013 menjadi lebih tepat sasaran. Sudah anda rangkum status-status yang pernah anda buat dan buat menjadi sebuah cerita berdasarkan timeline? Cerita yang muncul bisa berupa ide pemikiran indah anda, cacian emosi anda, kemarahan anda, kesedihan anda, kekesalan anda, kritikan anda terhadap sesuatu atau luapan emosi anda yang tidak pernah terucap di dunia nyata. Selama setahun saja itu sudah bisa menjadi catatan pan

Kalau Emosi, Senyumanpun Terasa Menyakitkan

Emosi akan menutup penglihatan kita akan sebuah realita. Emosi akan membenarkan ego kita untuk mealkukan apa yang kita anggap benar. Walaupun itu tidak benar menurut orang lain. Emosi yang negatif ini akan membuat kita menilai segala sesuatu salah menurut pandangan kita. Kesedihan membuat kita tidak menyukai canda tawa. Kemarahan membuat kita menghindari kata maaf, rasa dendam membuat kita lupa bahwa kita juga pernah melakukan kesalahan kepada orang lain. Saat emosi negatif menguasai diri kita, senyuman indah pun bisa menyulut api emosi kita. Kita menjadi begitu tidak terkontrol dan tidak dapat mengendalikan apa yang harus kita lakukan. Bukan itu saja, emosi negatif ini pun menutup diri kita untuk mengenal permasalahan dengan tepat. Sehingga terkadang dalam emosi yang tidak terkendali, pengambilan keputusan pun membuat permasalahan menjadi semakin runyam. Permasalahan tidak terselesaikan, bahkan menjadi semakin rumit dan sulit diselesaikan. Menahan diri menjadi cara yang cukup b