Kalau Emosi, Senyumanpun Terasa Menyakitkan

Emosi akan menutup penglihatan kita akan sebuah realita. Emosi akan membenarkan ego kita untuk mealkukan apa yang kita anggap benar. Walaupun itu tidak benar menurut orang lain. Emosi yang negatif ini akan membuat kita menilai segala sesuatu salah menurut pandangan kita.

Kesedihan membuat kita tidak menyukai canda tawa. Kemarahan membuat kita menghindari kata maaf, rasa dendam membuat kita lupa bahwa kita juga pernah melakukan kesalahan kepada orang lain. Saat emosi negatif menguasai diri kita, senyuman indah pun bisa menyulut api emosi kita. Kita menjadi begitu tidak terkontrol dan tidak dapat mengendalikan apa yang harus kita lakukan.

Bukan itu saja, emosi negatif ini pun menutup diri kita untuk mengenal permasalahan dengan tepat. Sehingga terkadang dalam emosi yang tidak terkendali, pengambilan keputusan pun membuat permasalahan menjadi semakin runyam. Permasalahan tidak terselesaikan, bahkan menjadi semakin rumit dan sulit diselesaikan.

Menahan diri menjadi cara yang cukup baik saat diri dikuasai oleh emosi. Walaupun sulit untuk dilakukan, tapi dengan belajar menahan diri untuk mengeluarkan emosi akan membuat kita terhindar dari amukan emosi terhadap diri kita sendiri. Belajar menahan diri untuk mengeluarkan kata-kata kemarahan, namun cepatlah mendengarkan dan mencaritahu segala hal tentang masalah yang membangkitkan emosi sebelum melimpahkannya.

Emosi juga membuat jantung terpacu tdak teratur. Jantung berdetak kencang dan tidak beraturan, akibatnya tubuh tidak seimbang. Kontrol emosi sangat diperlukan agar tidak menyusahkan diri sendiri dan orang lain dengan emosi yang tidak terkendali.

Tidak ada salahnya menjadi orang yang sabar. Tidak ada salahnya juga menjadi orang yang tenang dan jernih pemikirannya. Apa yang dilakukannya akan menginspirasi orang lain untuk berbuat hal yang sama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Tiga Hari di Jatiluhur Bersama Outward Bound Indonesia (1)

Untuk Apa Anda Mengucap Syukur?