Tiga Hari di Jatiluhur Bersama Outward Bound Indonesia (1)

Tanggal 27 Juni 2013 kita berangkat menggunakan bus menuju kampus Outward Bound Indonesia untuk mengikuti training leadership selama 3 hari. Perjalanan begitu menyenangkan dan santai hingga sampai di lokasi sebelum makan siang. Kita tidak langsung dihantarkan bus ke aula Outward Bound Indonesia (OBI), tapi kita berhenti di pinggir danau dan melanjutkan perjalanan menggunakan perahu nelayan untuk mencapai kampus OBI. Pengalaman pertama naik perahu nelayan di atas danau. Perahu yang bergoyang saat rekan-rekan hendak naik ke perahu ataupun ayunan ombak ke perahu yang membuat kaki sedikit bergetar. Takutnya perahu yang dinaiki berputar dan terbalik.

Tidak lebih dair 15 menit, kita sudah berlabuh lagi dan sampai di kampus OBI. Suasana asri dan pepohonan yang rindang menyegarkan mata. Udara yang kita hirup begitu berbeda dengan udara di Jakarta. Suasana begitu menyenangkan dan membuat tenang.

Suasana masih menyenangkan. Ini adalah kedatangan, belum ada perlakuan khusus. Kita masih bisa memainkan handphone, bersenda gurau dengan teman-teman, bahkan menikmati welcome drink dan snack yang sudah disediakan. Semua begitu menyenangkan saat berada di aula utama OBI yang ternyata adalah Kapal Terbalik yang dibuat dari susunan bambu. Luar biasa! Angin sepoi-sepoi membuat menyapa rambut dan tubuhku dan seakan-akan memberikan kesegaran dan semangat untuk cepat-cepat beraktivitas di alam.

Semua peserta diminta untuk mengganti pakaian, menggunakan sepatu dan berkumpul untuk upacara penyambutan dan pembukaan. Semua peserta berkumpul lalu saling memperkenalkan diri. Dimulai dari instruktur sampai kepada seluruh peserta menyebutkan nama dan identitas masing-masing. Lalu kami dibagi ke dalam 3 kelompok. Jumlah kita 32 prang, sehingga pembagian kelompoknya adalah 2 kelompok berjumlah 11 orang sedangkan 1 kelompok lainnya berjumlah 10 orang. Saya berada di kelompok yang berjumlah 10 orang tersebut. Kelompok kita diberi nama kelompok Carlie. Katanya kelompok yang imut-imut.

Permainan dimulai dengan 3 permainan kecil. Walaupun kecil tapi penuh makna. Selesai permainan kita makan siang dengan senyuman di wajah masing-masing anggota kelompok. Kelompok carlie sudah harus membagi tugas dengan beberapa peran yang sudah ditentukan untuk menjalankan misi pelayaran nantinya.

Sehabis makan siang, semua peralatan yang kami bawa dipindahkan ke tas ransel yang telah disediakan oleh OBI. Karena kita akan berlayar, jadi kita akan membawa perlatan masak, tenda dapur, peralatan makan dan perlengkapan pribadi kita masing-masing. Setiap anggota tim membawa barang masing-masing di ransel masing-masing. O iya, kita juga membawa tenda tidur lengkap dengan pasak dan matras tidur kita.

Setelah semua siap, misi pun dimulai. Misi pertama grup carlie adalah menyeberangi danau menuju pulau seberang untuk mendapatkan bendera petunjuk perjalanan kita. Kita tidak menyeberang menggunakan perahu nelayan dan duduk diam. Kita akan berlayar menggunakan kano dan mandayung sendiri. Semua dilatih dan harus bisa. Semua berharap pelayaran berjalan dengan lancar. Apa yang terjadi? Semua yang tidak direncakan datang menghampiri kita. Saat kita berlayar sudah mulai ditinggal matahari dan ditemani oleh kegelapan malam. Air ombak meninggi karena habis hujan. Kano carli yang hanya berisi 2 orang saling terpencar dan kehilangan keberadaan rekan-rekan. Tidak ada tanda keberadaan, tidak ada komunikasi dan tidak bisa melihat dimana rekan berada. Yang terlihat hanyalah lampu di seberang, tema satu kano dan kegelapan. Tidak ada waktu untuk menyerah. Ombak semakin malam semakin tinggi dan kita harus semakin siap melawan ombak agar kano tidak terbalik. Berteriak memanggil teman tidak ada jawaban, meniup peluit sebagai tanda tidak ada balasan. Akhirnya focus pada dayung dan mendayung mempertahankan kano agar tidak terbalik dan tenggelam. Di dalam kano saya ada 3 ransel, ransel saya, ransel rekan dan satu lagi adalah ransel tenda dapur.

Tidak ada pertolongan bagi kami. Yang kami ingat adalah pesan instruktur sebelum kami dibiarkan berlayar. “Bahwa dalam pelatihan ini anda akan memasuki pelayaran. Apa yang anda akan hadapi adalah ketidakpastian. Yang pasti adalah anda harus siap menghadapi setiap keadaan yang akan terjadi, baik yang bisa kita duga maupun yang tak terduga. Anda harus bertahan dalam tantangan yang datang dan melewatinya”.

Sebuah pesan pengantar yang sangat tepat. Tim kami menghadapi tantangan yang tidak terduga. Kami harus tetap bertahan mempertahankan diri masing-masing, mempertahankan anggota tim dan juga mempertahankan barang-barang yang kami bawa. Karena barang yang kami bawa adalah bekal untuk kami makan dan mengisi tenaga saat sampai ditujuan.

Beberapa jam kemudian, semua dijemput oleh tim rescue. Kami dijadikan satu dan diangkut ke dalam kapal penyelamat demi alasan keselamatan. Ombak semakin tinggi dan kita tidak mendayung mendekati tujuan. Kita mendayung menjauhi tujuan. Kita mengumpulkan rekan-rekan satu persatu. Rasa senang mulai muncul saat bisa melihat kembali rekan-rekan yang selama mendayung tidak kelihatan. Ternyata mereka sudah terapung lama berpegangan pada kano dan ransel yang sudah terapung. Beberapa barang perlengkapan hilang dan tidak ditemukan.

Akhirnya kami pun diantarkan ke tempat tujuan menggunakan kapal penyelamat dengan keadaan basah. Sampai di tujuan, kita tidak diberi bantuan apa-apa. Kita dibiarkan sendiri dan bertahan dulu disana sebelum mendirikan tenda tidur, dapur dan memasak makan malam. Akhirnya, kami pun bisa makan malam pukul 23.30 WIB. Pelayaran belum berakhir. Malam ini semua rekan tertidur setelah makan malam dan bersiap untuk pelayaran di hari berikutnya.


Continue……

Komentar

  1. memang pengalaman yang menegangkan.. saya jg pernah ikut pelatihan ini, tapi untuk waktu 5 hari dgn variasi petualangan yg berbeda.. kalau ingat saat itu rasanya spt ingin marah, untunglah semua sudah berlalu dan sekarang saya bisa tersenyum karena sdh melaluinya dgn selamat, hehe.. ditunggu lanjutan kisahnya mas, senang rasanya bisa bernostalgia

    BalasHapus
  2. memang pengalaman yang menegangkan.. saya jg pernah ikut pelatihan ini, tapi untuk waktu 5 hari dgn variasi petualangan yg berbeda.. kalau ingat saat itu rasanya spt ingin marah, untunglah semua sudah berlalu dan sekarang saya bisa tersenyum karena sdh melaluinya dgn selamat, hehe.. ditunggu lanjutan kisahnya mas, senang rasanya bisa bernostalgia

    BalasHapus
  3. perjalanan dan pengalaman yang tidak terlupakan ya..akhirnya semuanya menjadi cerita setelah melewati dan menyelesaikannya..

    BalasHapus
  4. Arie woooo keren banget pengalamanmu...tentunya kita mengalami peaks eksperience yg luar biasa. Semoga pengalaman ini bisa menjadi pendorong semangat hidup di kehidupan sehari hari. Selamat berkarya penuh semangat. To serve to strive and not to yield.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Untuk Apa Anda Mengucap Syukur?