Mengapa Bertanya Jika Anda Bisa Melakukannya!

Kebiasaan anak-anak adalah bertanya. Bukan karena mereka ingin menguji pengetahuan kita, tetapi karena mereka memang belum mengerti dan belum paham mengenai sesuatu. Mereka ingin tahu mengenai hal-hal yang baru bagi mereka. Mereka mencari tahu apa yang mereka rasakan, apa yang mereka perhatikan atau lihat. Anak-anak bertanya mengapa seseorang menangis, mengapa seseorang berteriak dan lain sebagainya. Itu adalah anak-anak.

Melihat kondisi saat ini, berbagai macam kejadian di sekitar kita terkadang membuat kita mengalami regresi. Kita menunjukkan sikap dan cara hidup layaknya anak-anak. Kita lebih menyukai perdebatan, bertanya hal-hal yang terjadi menyentuh saraf sensori kita. Saat ada seseorang terjatuh di jalan karena tabrakan, kita bukan membantu menolong membangunkannya, kita akan sibuk mencari orang di sekitar kecelakaan untuk bertanya," Ada apa?" atau "Kecelakaan apa barusan terjadi?". Namun, sebatas bertanya dan kemudian meninggalkan korban tetap di tempatnya. Padahal tanpa diberitahu atau dipanggil korbanpun kita sudah mengetahui bahwa dia membutuhkan bantuan dan pertolongan.

Ada banyak sikap kita memilih untuk berdebat atau terlibat dalam diskusi yang berakhir dalam kenyaataan bahwa kita tidak beranjak dari tempat duduk kita. Kita masih belum melakukan apa-apa walaupun sudah mengajukan ataupun menjawab beribu pertanyaan saat itu. Pertanyaannya sederhana sekali, Mengapa kita bertanya jika kita mampu melakukannya?

Saat melihat seorang teman pucat dan tertunduk lemas, kita pasti bertanya mengapa dan apa yang terjadi. Kemudian kita menyarankan suatu tindakan kepada mereka. Hanya saran. Kita tidak menolong mereka dan membantu mereka mencarikan obat, membuatkan minuman panas atau membantunya ke klinik atau rumah sakit. 

Mengapa Bertanya Jika Kita bisa Melakukannya?

Tidak salah jika kita bertanya dan mempertanyakan sesuatu yang belum kita pahami. Tapi sikap seperti itu akan menjadi masalah jika tidak segera berubah wujud menjadi sebuah tindakan. Betapa banyak waktu yang kita buang jika kita hanya bertanya dan menanyakan berbagai hal, namun tidak melakukan apa-apa.

Seorang yang rela hidup di tengah hutan untuk melestarikan hewan-hewan langka, tidak menghabiskan waktu mereka memikirkan bagaimana bisa hewan-hewan langka seperti itu bisa punah atau bagaimana langkah terbaik melestarikan hewan tersebut. Mereka telah melakukannya. Mereka tidak hanya bertanya dan mencari tahu, mereka memasuki hutan dan melakukan sebuah perbuatan untuk melestarikan hewan-hewan tersebut. Seorang yang mengabdikan diri mereka untuk anak-anak jalanan, atau anak-anak cacat, atau orang-orang yang tinggal di daerah kumuh, tidak menghabiskan waktu mereka berdebat dan mengajukan pertanyaan atas kejadian tersebut. Mereka telah melakukan sesuatu perbuatan bagi mereka. 

Inilah kehidupan, saat bertanya itu menyenangkan, terkadang kita lupa melakukan sesuatu dan mengatasinya. Lakukanlah segera, jangan hanya mencari jawaban dan memuaskan diri atas jawaban dari pertanyaan diri sendiri. Hasil perbuatan lebih bisa dinikmati dan memberikan pengaruh daripada hanya memikirkan dan memecahkan masalah dalam hati dan pikiran sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Tiga Hari di Jatiluhur Bersama Outward Bound Indonesia (1)

Untuk Apa Anda Mengucap Syukur?