Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Silakan Menuntut, Tapi Jangan Permalukan Diri!

Gambar
Cerita menarik dalam buku karangan seorang Dosen skaligus Konsultan dari Harvard, Peggy Klaus. Dalam buku yang ditulisnya dengan judul asli " The Hard Truth about Soft Skills ", atau yang sudah ada dalam terjemahan Indonesianya dengan judul " Jangan Anggap Sepele Soft Skill " ditulis sebuah kisah seorang karyawan yang dijanjikan sebagian pekerjaan atasannya, 5 pekerjaan penting.  Karyawan tersebut menuntut  diberikan 5 pekerjaan penting dan besar itu dari atasannya. Alasannya adalah karena dia telah dijanjikan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Seiring berjalannya waktu, karyawan belum juga diberikan tanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Sampai suatu saat mereka dipertemukan untuk membicarakan perasaannya dalam bekerja. Karyawan menyampaikan bahwa dirinya harusnya diberikan 5 pekerjaan tersebut oleh sang Atasan, karena begitulah janjinya. Sang atasan yang mengetahui hal itu dengan santai menjawab. " Saya akan memberikan 5 pekerjaan tersebut unt

Prokrastinasi... Hentikan Sebelum Kedodoran!

Mengerjakan tanggung jawab kita dengan segera akan memberikan kesempatan kepada kita untuk mengerjakan tanggung jawab lainnya. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan yang satu, kita dapat meneruskan ke pekerjaan berikutnya. Akan sulit jika kita sudah tahu harus mengerjakan apa, namun membiarkannya apalagi mengabaikannya. Apapun alasannya, kita pasti telah menumpuk beban dalam diri kita untuk suatu pekerjaan. Membuat jadwal apa yang harus dikerjakan tentu baik, namun lebih baik jika rencana itu segera dilaksanakan setelah selesai. Sebaliknya akan menjadi beban jika rencana itu hanya dibiarkan saja tanpa gerakan untuk menyelesaikannya.  Menunda untuk mengerjakan apa yang sebenarnya bisa kita kerjakan segera, adalah penyakit yang harus segera disembuhkan. Banyak yang menyesal karena tidak segera mengambil kesempatan yang ada, menyesal karena tidak segera mengerjakan itu dulu. Apapun alasan untuk menunda, itu akan menambah pekerjaan anda. Setiap detik, setiap anda bertemu dengan o

Pengalaman Tidak Membuat Orang Bijak dan Berhikmat

Gambar
Apa yang kita pelajari dari sebuah pengalaman? Pengalaman mengajarkan makna dari sebuah cerita masa lalu . Pengalaman yang dialami langsung secara pribadi, pengalaman orang lain yang di dekat kita, atau pengalaman orang lain yang kita dapatkan melalui cerita orang lain pula.    Kita berharap dan yakin bahwa pengalaman akan membawa kita kepada kehidupan lebih baik. Dengan banyaknya pengalaman, kita telah belajar banyak hal dan dianggap mampu menghadapi kehidupan masa depan. Ada hal yang perlu disadari dengan segera. Belum terlambat. Pengalaman itu masa lalu, kehidupan saat ini adalah sesuatu yang baru, dan kehidupan masa depan adalah sesuatu yang tidak bisa direncanakan.   Kita berpikir dan yakin bahwa pengalaman kita bisa membuat kita tenang jika hidup menjadi rumit di kemudian hari. Mempersiapkan diri menghadapi segala hal melalui pengalaman. Mungkin ini sebuah ekspresi ketakutan menghadapi kehidupan. Bisa jadi dan kemungkinan terbesar adalah iya. Tidak yakin dengan kehidu

Tidak Semua Rela Melakukannya

Kita harus segera mengubah pikiran kita saat memasuki dunia kerja. Ada trend khusus yang terjadi sepanjang hidup kita. Kita mengikuti pendidikan kita dari TK sampai dengan lulus kuliah dengan harapan mendapatkan pekerjaan. Harapannya dengan mendapatkan pekerjaan, kita mendapatkan upah dan gaji yang layak sehingga dipandang sebagai orang berhasil oleh teman, keluarga ataupun tetangga. Berlawanan dengan itu, beberapa kampus yang sudah ternama membuat pernyataan berbeda yang jiak ditelaah lebih dalam bias mengubah pola piker kita semua. Entah berasal dari dosen atau mahasiswa yang bersikap idealis pernyataan seperti ini.  “ Jika anda sebagai lulusan Sarjana tidak bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat, maka ke-sarjanaan anda adalah kesia-siaan.” Apa yang terjadi dengan mahasiswa zaman ini tentu berbeda dengan pernyataan di atas. Lulus dari kuliah semua mencari pekerjaan. Mencari pekerjaan dengan tujuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Mendapatkan gaji

Bekerja Itu Memberi

Gambar
Kita harus segera mengubah pikiran kita saat memasuki dunia kerja. Ada trend khusus yang terjadi sepanjang hidup kita. Kita mengikuti pendidikan kita dari TK sampai dengan lulus kuliah dengan harapan mendapatkan pekerjaan. Harapannya dengan mendapatkan pekerjaan, kita mendapatkan upah dan gaji yang layak sehingga dipandang sebagai orang berhasil oleh teman, keluarga ataupun tetangga. Berlawanan dengan itu, beberapa kampus yang sudah ternama membuat pernyataan berbeda yang jiak ditelaah lebih dalam bias mengubah pola piker kita semua. Entah berasal dari dosen atau mahasiswa yang bersikap idealis pernyataan seperti ini. “ Jika anda sebagai lulusan Sarjana tidak bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat, maka ke-sarjanaan anda adalah kesia-siaan.” Apa yang terjadi dengan mahasiswa zaman ini tentu berbeda dengan pernyataan di atas. Lulus dari kuliah semua mencari pekerjaan. Mencari pekerjaan dengan tujuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Mendapatkan gaji sesuai harapan, m

Kesombongan : Masalah Hati bukan Ekspresi

Gambar
Tak perlu memiliki kelebihan pengetahuan lebih Tidak perlu memiliki harta yang lebih banyak Tidak perlu memiliki wajah/paras lebih tampan/cantik Tidak perlu memiliki pasangan lebih cantik/cakep Tidak perlu memiliki karya lebih baik Tidak perlu juga memiliki pekerjaan yang membanggakan Semua bisa menjadi sombong. Wajah bisa kejam, muka bisa sinis Sikap bisa sadis Hati dan pikiran sebagai tempat paling aman dan nyaman untuk melakukan segala sesuatu dari yang baik sampai yang tidak baik tanpa diketahui oleh orang lain. Seorang teman sering guyon di tengah percakapan yang terus membicarakan pencapaian-pencapaian masing-masing. Apalagi berkaitan dengan kemampuan menghabiskan uang mereka. “ nggak apa-apa miskin, yang penting tetap sombong! ” Ini bukan pernyataan sungguhan, ini hanya sebuah guyonan untuk menyindir teman yang mulai terlena dengan pembicaraan yang terus membanggakan diri seolah mulai menunjukkan kesombongan dari keberhasilan mereka. Semua