Silakan Menuntut, Tapi Jangan Permalukan Diri!

Cerita menarik dalam buku karangan seorang Dosen skaligus Konsultan dari Harvard, Peggy Klaus. Dalam buku yang ditulisnya dengan judul asli "The Hard Truth about Soft Skills", atau yang sudah ada dalam terjemahan Indonesianya dengan judul " Jangan Anggap Sepele Soft Skill" ditulis sebuah kisah seorang karyawan yang dijanjikan sebagian pekerjaan atasannya, 5 pekerjaan penting. 

Karyawan tersebut menuntut  diberikan 5 pekerjaan penting dan besar itu dari atasannya. Alasannya adalah karena dia telah dijanjikan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Seiring berjalannya waktu, karyawan belum juga diberikan tanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Sampai suatu saat mereka dipertemukan untuk membicarakan perasaannya dalam bekerja. Karyawan menyampaikan bahwa dirinya harusnya diberikan 5 pekerjaan tersebut oleh sang Atasan, karena begitulah janjinya. Sang atasan yang mengetahui hal itu dengan santai menjawab. "Saya akan memberikan 5 pekerjaan tersebut untuk kamu kerjakan, namun kamu juga harus ingat bahwa saya juga meminta kamu menyesaikan 4 pekerjaan sebelumnya dengan baik sebelum mengemban 5 pekerjaan tersebut. Sampai saat ini kamu belum menyelesaikan 4 pekerjaan tersebut. Saya bukan tidak ingin memberikan pekerjaan tersebut kepadamu, namun jika 4 pekerjaan itu belum kamu selesaikan, saya tidak ingin mempermalukan dirimu di depan klien dengan mengerjakan 5 pekerjaan tersebut yang lebih besar".

Apakah kita menuntut seperti karyawan dalam cerita di atas? Tidak ada yang melarang kita untuk menyampaikan apa yang kita inginkan, apalagi yang telah dijanjikan kepada kita. Namun, kita juga harus sadar bahwa dibalik tuntutan kita kepada atasan, kita harus tetap mengukur kemampuan diri kita. 

Kita menuntut untuk dibelikan sebuah buku cerita untuk kita baca, namun kita tidak pernah mau belajar membaca. Ini sebuah kebodohan yang akan mempermalukan diri kita sendiri. Siapkan diri anda untuk mengemban pekerjaan dan tanggung jawab yang lebih besar. Selesaikan pekerjaan kecil kita yang merupakan syarat untuk mengemban tanggung jawab besar itu. 

Tidak ada yang berlari tanpa melangkahkan kaki. Tidak ada yang menelan satu piring nasi tanpa menelannya sendok per sendok. Jika saatnya tiba, kita sudah memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan itu, pekerjaan itu akan diberikan kepada kita untuk dikerjakan. Menuntut dengan emosi adalah kekalahan mental. Berani menuntut untuk diberi namun tidak pernah mau menuntut kualitas dalam diri untuk terus naik dan lebih baik.

Beginilah yang disampaikan oleh Peggy Klaus, kita harus berani menyuarakan apa yang kita inginkan, namun jangan terlena dengan keberanian mengungkapkan itu. Kenali kemampuan diri sendiri dan ukurlah kemampuan diri untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih besar dari yang saat ini kita kerjakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Tiga Hari di Jatiluhur Bersama Outward Bound Indonesia (1)

Untuk Apa Anda Mengucap Syukur?