Kesombongan : Masalah Hati bukan Ekspresi


Tak perlu memiliki kelebihan pengetahuan lebih
Tidak perlu memiliki harta yang lebih banyak
Tidak perlu memiliki wajah/paras lebih tampan/cantik
Tidak perlu memiliki pasangan lebih cantik/cakep
Tidak perlu memiliki karya lebih baik
Tidak perlu juga memiliki pekerjaan yang membanggakan
Semua bisa menjadi sombong.

Wajah bisa kejam, muka bisa sinis
Sikap bisa sadis
Hati dan pikiran sebagai tempat paling aman dan nyaman untuk melakukan segala sesuatu dari yang baik sampai yang tidak baik tanpa diketahui oleh orang lain.

Seorang teman sering guyon di tengah percakapan yang terus membicarakan pencapaian-pencapaian masing-masing. Apalagi berkaitan dengan kemampuan menghabiskan uang mereka.
nggak apa-apa miskin, yang penting tetap sombong!

Ini bukan pernyataan sungguhan, ini hanya sebuah guyonan untuk menyindir teman yang mulai terlena dengan pembicaraan yang terus membanggakan diri seolah mulai menunjukkan kesombongan dari keberhasilan mereka.

Semua orang bisa sombong. Apapun kondisi kehidupannya. Ada yang bilang orang kaya itu sombong, tapi orang yang belum kaya pun bisa sombong. Mahasiswa bisa sombong karena telah menjadi mahasiswa di kampus ternama, belajar di jurusan favorit universitas/sekolah tinggi tersebut. Seorang mahasiswa bisa menjadi sombong karena mendapatkan IPK lebih tinggi dari teman sekelasnya.

Seorang karyawan bisa menjadi sombong karena bekerja di perusahaan yang terkenal. Menjadi sombong karena penghasilan yang didapatnya lebih baik dari teman kuliah yang saat itu lebih pintar. Bisa menjadi sombong karena penampilan saat ini lebih bersih dan baik disbanding teman-temannya dan telah menjadi terkenal.

Seorang penulis bisa menjadi sombong dengan banyaknya buku dan tulisannya dijual dan diminati oleh pembaca. Menjadi penulis yang menyombongkan diri akan apa yang telah dicapai.

Kesombongan adalah masalah di hati. Ekspresi wajah, tubuh dan bahasa tubuh bisa saja terlihat sombong karena memang wajahnya memang membawa karakter seperti itu. Jika hati yang sudah menjadi sombong, yang mengetahu kesombongan hanya Tuhan dan anda seorang. Merasa mampu menciptakan kehidupan, menciptakan nasib sendiri padahal masih berdoa, membantu orang lain padahal karena menginginkan sesuatu dari mereka yang dibantu. Hati mendorong mendapatkan apa yang diinginkan dengan usaha sendiri. Menolak sebuah kegagalan yang terjadi dalam kehidupan.

Kesombongan bisa menguasai diri kita. Kita bisa dibutakan dengan kenikmatan sehingga tidak menyadari bahwa kita telah menjadi sombong terhadap kehidupan. Kita bisa bisa terjebak dan merasakan bahwa kita lebih dari semua orang, memiliki yang tidak dimiliki orang lain, menjauh dari orang lain karena merasa diri ekslusif.

Hanya kerendahan hati yang bisa melawan kesombongan. Tidak ada yang bisa menghapus kesombongan tanpa memiliki kerendahan hati, sikap mau direndahkan dan mau berjuang lebih bagi orang lain, bukan diri sendiri. Tidak ada yang tau kebenaran bahwa anda sombong selain anda dan Pencipta anda. Apa yang dimiliki sekarang bisa membawa kita ke dalam sikap kesombongan hati namun semuanya bisa berlalu dan menghilang dari hidup kita dalam hitungan detik saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Tiga Hari di Jatiluhur Bersama Outward Bound Indonesia (1)

Untuk Apa Anda Mengucap Syukur?