Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Syarat Mutlak Menjadi yang Terdepan

Gambar
Ingat balapan mobil paling bergengsi di dunia? Ya Formula 1 atau F1. Ajang kompetisi mobil dengan teknologi-teknologi tercanggih dan paling mutakhir. Semua pembalap ingin menjadi pembalap nomor satu mencapai garis finish. Namun, perhatikanlah tidak semua bias menjadi yang pertama. Hanya yang tercepatlah yang bias mencapai garis finish pertama. Itulah perlombaan, semua ingin menjadi yang pertama dan mendahului pembalap lainnya di arena lintasan balap yang telah disiapkan. Sama halnya dengan kita saat berkendara di jalan raya. Misalkan saja kita mengendarai sepeda motor atau mobil. Kendaraan ini adalah kendaraan yang paling umum kita jumpai dan kita miliki. Kita tidak dapat mendahului kendaraan di depan kita dengan meminta mereka berhenti dan memberikan kita jalan. Yang harus kita lakukan adalah kita harus menambah kecepatan kendaraan kita dan bergerak mendahului kendaraan di depan kita. Ini adalah syarat mutlak jika kita ingin mendahului kendaraan di depan kita. Kita har

Nepotisme atau Kemampuan Interpesonal yang Baik

Gambar
Fenomena yang cukup sering terjadi di lingkungan kerja adalah pemilik perusahaan mendatangkan orang baru untuk jabatan manager. Bahkan karyawan yang sudah bekerja lama pun harus dengan susah payah mendapatkan jabatan manager itu. Manager baru ini baru pertama kali masuk dan bekerja di perusahaan itu. Suara-suara yang muncul dari banyak karyawan adalah pertanyaan kritis mengenai orang itu, dari asalnya, pengalaman kerja, jabatan manager baru itu sebelumnya apa, kompetensinya atau sampai melacak hubungan darah/kekeluargaan sang manajer   baru dengan sang pemilik perusahaan. Karyawan akan bilang itu Nepotisme. Tapi apa pandangan dari karyawan baru itu dan pemilik perusahaan? Pasti mereka memiliki pandangan yang berbeda. Karyawan akan memandang hal itu sebagai sesuatu yang negatif dan tidak menghargai karyawan yang sudah ada. Para atasan dinilai tidak adil dan bertindak sesuka hati mereka. Akhirnya kebencian dan rasa cemburu pun melingkari kehidupan dan pekerjaan karyawan. 

Menjadi Yang Terbaik

Gambar
Selama ini tidak ada pikiran untuk menjadi yang terbaik. Yang ada dalam pikiranku hanyalah melakukan apapun yang aku kerjakan dengan sebaik mungkin. Menjadi yang terbaik atau bukan itu tergantung seberapa besar dan seberapa berkualitas hasil yang saya capai. Namun, akhir-akhir ini saya mulai berpikir ulang tentang pernyataan bahwa tidak perlu mengejar posisi terbaik, hanya kerjakan saja bagianmu dengan sebaik mungkin. Ini sungguh tidak benar. Jika saya berpikir bahwa tidak perlu menjadi yang terbaik dan hanya mengerjakan pekerjaan semampuku, itu berarti aku membatasi diriku sendiri dan membuat logika kebenaran sementara bahwa aku sudah memberikan usaha terbaik. Tapi aku salah, hasil bahwa aku telah mengerjakan pekerjaanku dengan sangat baik adalah hasil yang saya peroleh. Jika ada penilaian dari setiap usaha, seperti yang kita kenal yaitu 100 adalah angka sempurna untuk sebuah penilaian. Apakah berarti aku telah mengerjakan bagianku dengan semaksimal mungkin jika ternyata ha

Stop Positive Thinking, Start Positive Action

Gambar
Seorang profesor Psikologi, Richard Wiseman membuat tagline “Stop Positive Thinking, Start Positive Action” . Slogan yang sangat menggertak pembaca. Wow! Ya ini yang penting, lakukan aksi yang positif. Berpikir positif tidaklah cukup dalam menjalani kehidupan ini. Kita harus mentransformasi pikiran itu ke dalam aksi/tindakan yang positif pula. Menyelesaikannya dalam pikiran saja ternyata belum cukup. Walau pikiran bisa membantu kita menciptakan tindakan dan aksi yang positif. Positifnya pikiran kita, terwujud dalam positifnya aksi kita. Jika mengaku aksi kita positif tapi pikiran kita masih tetap negatif, itu artinya aksi kita tidaklah positif. Sebaliknya jika pikiran kita positif, tapi tindakan dan aksi kita tidak positif itu tidak berarti apa-apa. Apa sih sebenarnya yang disebut pikiran positif? Dan apa pula contoh dari aksi yang positif itu? Ada banyak persepsi mengenai kata positif. Menderita sakit dengan vonis dokter disebut positif menderita sakit. Dalam matemati

Berjuang Atau Sibuk Dengan Apa Yang Dimiliki Orang Lain

Apa yang akan kita lakukan dan pikirkan jika kita mendapat uang yang berbeda jumlah dari orang yang sama? Atau apa yang kita pikirkan jika kita diberikan kemampuan yang berbeda dengan orang lainnya? Ada yang memiliki kemampuan berbisnis yang hebat. Ada juga yang kemampuan berbicaranya sangat bagus, ada juga yang memiliki kekayaan dan harta melimpah, ada yang hidup dengan pas-pasan, tidak memiliki kemampuan bermain musik atau menghibur orang. Kemampuan dalam bekerja pun hanya dapat bekerja dengan giat, tidak mampu menciptakan inovasi hebat. Apa yang anda miliki dalam diri anda? Kemampuan berbicara di depan umum, kemampuan memimpin, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memotivasi orang, atau kemampuan memimpin organisasi? Apapun itu yang anda miliki. Apakah anda hanya memiliki sebuah sepeda motor, memiliki sepuluh mobil mewah di rumah, memiliki pabrik, orang tua kaya raya atau hanya memiliki selembar uang 10 ribu di kantong? Itu semua yang anda miliki. Sebuah kisah y

Lebih Kreatif dengan Menerapkan Medici Effect

Gambar
Sebuah buku yang sangat luar biasa. Mengungkapkan bagaimana sebuah penemuan besar dan luar biasa bisa terjadi. Orang-orang yang dianggap sedikit gila karena penemuan mereka, keberhasilan mereka dan apa yang mereka percayai untuk dilakukan dalam hidup mereka. Medici effect memberikan gambaran bagaimana cara pikiran bekerja dalam menemukan sebuah insight. Luar biasa. Kehidupan dan pendidikan yang spesialis ternyata membatasi cara berpikir kita untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa dan diluar kebiasaan. Bagaimana seorang pemikir zaman dahulu bisa menjadi ahli fisika, kimia bahkan astronomi. Mereka menemukan berbagai hal yang penting untuk dunia modern padahal mereka bukan seorang yang spesialis di bidang tersebut. Pikiran kita akan menyimpan berbagai informasi yang kita butuhkan dalam memecahkan sebuah masalah. Semua ingatan kita membantu kita memberikan informasi terhadap segala yang kita hadapi.  Belajar menjadi seorang yang spesialis dari keadaan yang general. Ar

Tenang Dalam Emosi, Agresif Dalam Bertindak

Ketenangan emosi adalah tanda kedewasaan. Betapa hebatnya jika ada individu yang dewasa secara emosi. Dalam bersikap menunjukkan ketenangan dan kejernihan dalam berpikir. Dalam kondisi yang penuh tekanan sekalipun, hatinya tidak dikuasai oleh amarah dan reaksi spontan yang ilegal. Seluruh tindakannya diambil berdasarkan ketenangan dalam berpikir dan menimbang segala sesuatu. Tidak ada yang salah dengan ketenangan emosi dan kedewasaan sikap. Sebuah kelebihan memiliki ketenangan dalam emosi. Sebagian orang membiarkan emosi mereka meledak-ledak. Sebagian orang lainnya membiarkan emosi mereka meluap sampai seperti orang kesurupan dan lupa kesadaran. Namun, ada juga yang begitu sabarnya, sehingga geraknya pun menjadi lambat dan terlihat seperti orang yang memiliki kemampuan berpikir rendah dan kecerdasan motorik yang lemah. Kita tidak hanya hidup dengan ketenangan emosi. Kita juga butuh tindakan dan keberanian bersikap di tengah keadaan yang menekan kita. Sikap dan tindakan kit

Motto : Melayani Masyarakat atau Menilang Masyarakat?

Kelemahan manusia itu adalah membuat sebuah mimpi yang begitu bagus dna indah. Dalam pelaksanaannya tidak ada yang menunjukkan visi tersebut. Atau apa yang dilakukan berkebalikan dengan apa yang diinginkan. Entah lupa atau karena ada tujuan lain yang lebih menarik. Berangkat kerja saya selalu menemui pertigaan jalanan. Dua sisi jalan disediakan traffic light smentara satunya tidak. Yang mengherankan saya adalah disana berdiri banyak polisi berseragam, dengan rompi kuning menyala dan masker di wajah. Setelah seragam yang bagus dengan warna cokelat. Kalau kita ingat kata-kata yang menjadi tagline kepolisian adalah Melayani Masyarakat. Apa yang saya lihat setiap pagi dan sore hari di jalan raya berkebalikan. Jalanan selalu macet karena ada angkot yang berhenti di tengah jalan. Sementara mobil lain keluar dari satu sisi jalan memasuki jalan utama. Apa yang polisi lakukan disana? Tidak ada pluit, tidak ada tongkat pentungan. Mereka hanya berdiri melihat keramaian jalanan.

Pantaskah Kita Sia-Siakan?

Banyak orang yang berjuang keras untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Namun mereka tidak mendapatkannya karena keterbatasan yang mereka miliki. Ada yang ingin masuk dalam angkatan bersenjata seperti TNI/Polri tapi karena keterbatasan tubuh, misalnya tinggi badan yang tidak sesuai dengan syarat atau bentuk tubuh yang tidak sesuai harapan harus berbesar hati menerima kenyataan tersebut. Sebagian orang ingin sekali merasakan bagaimana duduk di bangku sekolah, di pendidikan SD, SMP, SMA atau perkuliahan. Keadaan keluarga mereka membuat mereka mengambil pilihan lain untuk tidak mencobanya. Sebagian orang lagi lahir dari orang yang kaya. Apapun yang mereka inginkan sudah tersedia. Mereka tidak perlu berdiri atau berpeluh untuk mendapatkan keinginan mereka. Jika saat ini kita menginginkan sebuah mobil mewah. Kita sebut saja mobil itu Ferrari. Kita telah berusaha keras untuk memiliki mobil tersebut tapi uang kita tidak pernah tercapai karena sekuat apapun kita menahan uang kita untu

Menciptakan Kesenangan Pribadi

Sebuah perusahaan mencari dan merekrut mahasiswa baru lulus untuk bekerja bersama dengan mereka. Mahasiswa itu dipilih dan dicari dengan sangat selektif. Proses demi proses mahasiswa itu akan dinilai apakah dia cocok mengemban misi perusahaan dengan jabatannya nanti setelah bergabung. Saat dinyatakan bergabung, sang mahasiswa tidak masuk bekerja tanpa tujuan apa-apa. Sudah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh Managernya. Apa yang akan dikerjakannya, di bagian apa dia akan bekerja dan apa hasil yang diharapkan dari mahasiswa baru lulus tersebut. Seperti itulah kelahiran kita. Kita sudah dipilih dan ditentukan untuk hadir ke dalam dunia. Bukan tanpa tujuan dan misi. Apa yang akan kita kerjakan sudah disiapkan sejak jauh hari sebelum kita lahir. Yang lahir adalah anak-anak pilihan. Mereka adalah sperma-sperma terkuat dan tercepat menembus sel telur. Apa artinya itu? Kita dilahirkan dengan persiapan matang. Sayangnya kita tidak pernah tahu apa tujuan hidup kita. Mungkin karena ki