Motto : Melayani Masyarakat atau Menilang Masyarakat?
Kelemahan manusia itu adalah membuat sebuah
mimpi yang begitu bagus dna indah. Dalam pelaksanaannya tidak ada yang
menunjukkan visi tersebut. Atau apa yang dilakukan berkebalikan dengan apa yang
diinginkan. Entah lupa atau karena ada tujuan lain yang lebih menarik.
Berangkat kerja saya selalu menemui
pertigaan jalanan. Dua sisi jalan disediakan traffic light smentara satunya tidak. Yang mengherankan saya adalah
disana berdiri banyak polisi berseragam, dengan rompi kuning menyala dan masker
di wajah. Setelah seragam yang bagus dengan warna cokelat.
Kalau kita ingat kata-kata yang menjadi
tagline kepolisian adalah Melayani Masyarakat. Apa yang saya lihat setiap pagi
dan sore hari di jalan raya berkebalikan. Jalanan selalu macet karena ada
angkot yang berhenti di tengah jalan. Sementara mobil lain keluar dari satu
sisi jalan memasuki jalan utama.
Apa yang polisi lakukan disana? Tidak ada
pluit, tidak ada tongkat pentungan. Mereka hanya berdiri melihat keramaian
jalanan. Keberadaan mereka persis seperti anak SD yang kena hukum guru untuk
berdiri di depan kelas. Tidak melakukan apa-apa dan hanya boleh diam. Sementara
di jalanan semakin riuh dengan bunyi klakson dari kendaraan yang emosi melihat
angkot behenti sembarangan, kendaraan yang tidak teratur.
Melayani masyarakat? Jalan macet dibiarkan
saja, tidak diatur. Kalau hujan langsung menghilang dari pos dan jalanan. Uniknya,
kalau ada pejabat mau lewat, semua berdiri sterilkan area jalanan. Kalau ada
pengendara tidak atau lupa menyalakan lampu, langsung di berhentikan dan diberi
surat tilang dengan nama pelanggaran hukum.
Kalau mau menciptakan slogan Melayani,
harusnya tindakan dan sikap juga melayani. Kalau sloganya melayani tapi tidak
melaksanakannya, itu berarti melakukan tindakan dengan selimut melayani. Itu artinya
adalah sebuah penipuan. Tidak ada bedanya dengan pelaku pencurian yang
tertangkap. Hanya saja mereka terlindungi oleh atasan dan baju seragam mereka.
Alasannya adalah masyarakat yang tidak tahu
aturan. Jadi mereka bertindak karena alasan apa yang dilakukan masyarakat. Kalau
mau melayani, tidak perlu bergantung pada apa yang yang dilakukan masyarakat. Bukan
pula menentukan sikap berdasarkan apa yang dilakukan masyarakat. Tapi, melayani
itu menentukan sikap bagaimana seharusnya terhadap masyarakat secara
independent. Sehingga masyarakat melihat apa yang dilakukan kepolisian bukan
dengan ketakutan lalu menciptakan pelanggaran lainya, tapi menghargai
kepolisian karena apa yang mereka lakukan.
Apa yang bisa kepolisian lakukan tidak perlu
bergantung kepada apa yang dilakukan masyarakat. Melainkan mereka bertindak dan
bersikap dengan dasar slogan mereka yang melayani. Cukup menciptakan sikap yang
tepat sesuai dengan kata melayani tersebut. Biarkan masyarakat melihat
bagaimana polisi melayani masyarakat.
Ciri utama melayani adalah kesabaran dan
pengorbanan serta berprinsip. Melayani tentunya bertujuan untuk memudahkan
pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang dilayani, membantu orang yang
dilayani, bekerja keras untuk orang yang dilayani. Bukan mencari untung dari
melayani orang lain. bukan juga egois dan menghitung untung ruginya. Mengorbankan
perasaan hati, rasa malu dan kedudukan yang dipandang. Seorang pelayan memang
secara pekerjaan dianggap rendah dan tidak meningkatkan harga diri. Tapi, jika
seorang pelayan sudah menghilang, orang yang biasa dilayani akan kebingungan
dan mencari kemana pelayannya pergi. Mereka membutuhkan pelayan karena mereka
tidak bisa melakukannya sendiri.
Ada banyak tugas yang bisa polisi lakukan
dengan slogan Melayani.
Saat bertugas di jalan. Jangan cuma berdiri
dan memandangi kendaraan yang berhenti karena macet. Lihatlah angkot-angkot
yang berhenti sembarangan, perintahkan tertib dan suruh mereka jalan. Pengendara
motor yang tidak menggunakan helm diingatkan dan diminta menggunakan helm. Tidak
perlu ditilang. Cukup perintahkan mereka pulang ambil helm sementara motor
mereka dititipkan di pos polisi. Mereka bisa mengambilnya lagi jika sudah
membawa helm.
Kalau mendengar suara di jalanan sudah penuh
dengan klakson, bergeraklah dan aturlah jalanan, pasti ada sesuatu yang tidak
beres disana. Jangan hanya melihat dan menunggu sampai kendaraan berjalan lagi,
lalu siap menilang kendaraan lagi.
Prinsip melayani, bukan bereaksi terhadap
apa yang dilakukan orang terhadap kita, tapi bagaimana kita menciptakan sikap
dan tindakan untuk menunjukkan nilai-nilai melayani itu sendiri.
Very nice post.
BalasHapusI agree with you, Sir.. :D