Berjuang Atau Sibuk Dengan Apa Yang Dimiliki Orang Lain


Apa yang akan kita lakukan dan pikirkan jika kita mendapat uang yang berbeda jumlah dari orang yang sama? Atau apa yang kita pikirkan jika kita diberikan kemampuan yang berbeda dengan orang lainnya?

Ada yang memiliki kemampuan berbisnis yang hebat. Ada juga yang kemampuan berbicaranya sangat bagus, ada juga yang memiliki kekayaan dan harta melimpah, ada yang hidup dengan pas-pasan, tidak memiliki kemampuan bermain musik atau menghibur orang. Kemampuan dalam bekerja pun hanya dapat bekerja dengan giat, tidak mampu menciptakan inovasi hebat.

Apa yang anda miliki dalam diri anda? Kemampuan berbicara di depan umum, kemampuan memimpin, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memotivasi orang, atau kemampuan memimpin organisasi? Apapun itu yang anda miliki. Apakah anda hanya memiliki sebuah sepeda motor, memiliki sepuluh mobil mewah di rumah, memiliki pabrik, orang tua kaya raya atau hanya memiliki selembar uang 10 ribu di kantong? Itu semua yang anda miliki.

Sebuah kisah yang diceritakan dalam perumpamaan talenta sangat menyentuh. Seorang tuan memberikan kepada 3 orang hambanya masing-masing talenta sesuai dengan kemampuan dan kepatutan mereka mendapatkannya. Orang pertama diberikan 5 talenta, orang kedua diberikan talenta dan orang orang ketiga diberikan 1 talenta. Ingat! Tuan memberikan talenta sesuai dengan kemampuan dan kepatutan mereka menjalankan talenta tersebut.

Lalu dalam perumpamaan itu sang Tuan pergi meninggalkan hambanya dan akan kembali lagi beberapa waktu kemudian. Saat kembali tuan mengingatkan bahwa akan menagih talenta yang sudah diberikan kepada mereka. Tuan itupun kembali lagi dan memanggil para hambanya yang tiga orang tersebut.

Hamba pertama masuk dan menemui tuannya lalu berkata, “5 talenta yang telah tuan berikan kepadaku, sudah aku usahakan dan aku mendapatkan 5 talenta lagi karenanya”. Tuan itu menjawab, “ kamu adalah hamba yang baik”. Lalu hamba kedua pun masuk menemui tuannya sambil membawa 2 talenta yang diberikan tuannya dan 2 talenta yang dihasilkannya. Tuan itupun menyebut orang kedua sebagai hamba yang baik. Akhirnya datanglah hamba yang ketiga, yang mendapatkan 1 talenta dari tuannya. Hamba itu bukannya mengembalikan talenta yang diberikan tuannya, dia malah menggerutu karena dia hanya diberikan 1 talenta, sedangkan yang lain diberi talenta lebih banyak. Karena rasa cemburunya tersebut, hamba ketiga ini tidak mengusahakan talenta yang dimilikinya walaupun satu, malah menguburnya dan tidak menghasilkan apa-apa darinya. Apa yang didapatnya dari sang tuan? Dia disebut sebagai hamba yang jahat.

Dari ilustrasi ketiga orang yang mendapatkan talenta tersebut, hamba keberapakah kita? Hamba pertama yang menerima 5 talenta lalu menghasilkan 5 talenta, atau hamba kedua yang menerima 2 talenta lalu menghasilkan 2 talenta juga atau hamba ketiga yang menerima 1 talenta, lalu menguburkannya, cemburu dengan apa yang dihasilkan dan diperoleh hamba lain dan kemudian tidak menghasilkan apa-apa?

Apa yang kita miliki semuanya kita terima. Apa yang sudah anda miliki? Apakah sudah anda mengembangkannya menjadi sesuatu yang lebih baik? 

Kita perlu menyadari apa yang kita miliki. Bersyukur dengan apa yang telah kita miliki dan mengembangkan apa yang kita miliki. Fokuslah dengan apa yang sudah kita miliki. Sibuk dan cemburu dengan apa yang dimiliki oleh orang lain tidak akan memberikan keuntungan apa-apa kepada kita. Kita menggerutu dengan apa yang kita miliki, orang lain terus berjuang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dimilikinya. Kita masih sibuk dengan kegelisahan kita karena keberhasilan orang lain, mereka sudah mendapatkan hasilnya.

Apa yang anda miliki, kerjakanlah itu dengan senang hati. Bagaimana kita bisa melakukan apa yang lebih besar jika apa yang kita miliki saat ini tidak bisa kita syukuri dan kembangkan untuk menjadi lebih dari yang ada. Fokuslah pada apa yang kita miliki. Pikirkanlah bagaimana menjadikan apa yang kita miliki lebih berharga. Kembangkan menjadi lebih baik dan menghasilkan sesuatu yang baru. Mengerjakan dan mensyukuri apa yang dimiliki saat ini berati bertanggung jawab atasnya. Tidak hanya memikirkan keinginan untuk mendapatkan yang lebih dari itu, sementara yang saat ini dilupakan. Apalagi menggerutu.

Cukuplah waktu kita bahkan kurang jika kita mensyukuri apa yang kita miliki saat ini dan mengusahakannya dengan penuh tanggung jawab. Menjadikannya sesuatu yang bermakna dan menjaganya seperti sesuatu yang bernilai tinggi, yang akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar jika kita berhasil menjaga dan mengusahakan yang saat ini ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Tiga Hari di Jatiluhur Bersama Outward Bound Indonesia (1)

Untuk Apa Anda Mengucap Syukur?