Menciptakan Kesenangan Pribadi
Sebuah
perusahaan mencari dan merekrut mahasiswa baru lulus untuk bekerja bersama
dengan mereka. Mahasiswa itu dipilih dan dicari dengan sangat selektif. Proses
demi proses mahasiswa itu akan dinilai apakah dia cocok mengemban misi
perusahaan dengan jabatannya nanti setelah bergabung. Saat dinyatakan
bergabung, sang mahasiswa tidak masuk bekerja tanpa tujuan apa-apa. Sudah
dipersiapkan jauh-jauh hari oleh Managernya. Apa yang akan dikerjakannya, di
bagian apa dia akan bekerja dan apa hasil yang diharapkan dari mahasiswa baru
lulus tersebut.
Seperti
itulah kelahiran kita. Kita sudah dipilih dan ditentukan untuk hadir ke dalam
dunia. Bukan tanpa tujuan dan misi. Apa yang akan kita kerjakan sudah disiapkan
sejak jauh hari sebelum kita lahir. Yang lahir adalah anak-anak pilihan. Mereka
adalah sperma-sperma terkuat dan tercepat menembus sel telur.
Apa
artinya itu? Kita dilahirkan dengan persiapan matang. Sayangnya kita tidak
pernah tahu apa tujuan hidup kita. Mungkin karena kita terlalu lama menjadi
anak-anak dengan kesenangan sendiri. Kita hanya hidup dengan apa yang
menyenangkan hati kita.Apa yang harusnya kita ketahui dan lakukan baru kita
sadari saat kita sudah memiliki kesenangan sendiri, saat kita dewasa dan
bersama dengan teman-teman yang memiliki hobi sama dengan kita.
Apa yang
direncanakan bagi kita dan apa yang harus dilakukan sekarang sudah hilang. Kita
sudah kehilangan tujuan hidup kita sesungguh. Walaupun kita tahu apa yang harus
kita lakukan saat ini, apa tujuan hidup kita saat ini, kita tidak mengindahkannya.
Bukan karena kita tidak tahu, melainkan karena kita tidak menyukainya. Misi
yang harusnya kita jalankan sangat berat dan tidak mudah untuk dijalankan.
Akhirnya kitapun mulai menciptakan tujuan hidup kita sendiri.
Kita
menciptakan tujuan dan misi hidup kita sendiri sesuai dengan versi kita. Kita
melihat orang-orang kaya hidup enak, makan apapun, memiliki kendaraan mewah,
memiliki rumah mewah di komplek perumahan mewah. Kita menetapkan tujuan hidup
menjadi orang kaya. Kita melihat orang berhasil dalam usahanya, kita
bercita-cita menjadi pengusaha sukses.
Inilah
tujuan-tujuan pribadi dan kesenangan yang kita ciptakan untuk menjalani hidup.
Kita tidak sepenuhnya menyukai tujuan yang kita buat, tapi apa yang kita
tetapkan sesuai dengan versi kita masing-masing seolah-olah adalah tujuan utama
hidup kita. Padahal, tujuan yang kita tetapkan berdasarkan versi kita hanyalah
sebuah pengalihan dari misi dan tugas sesungguhnya yang harus kita jalankan
selama kita hidup. Misi yang mulia bagi dunia, bukan bagi diri sendiri dan
brankas keuangan pribadi.
Komentar
Posting Komentar