Kapan Momentum itu terjadi?
Setiap orang memiliki moment dalam hidupnya. Setiap kejadian adalah moment berharga. Tapi sama seperti kebanyakan iklan saat ini, Syarat dan Ketentuan Berlaku. Sama seperti ini juga setiap moment bisa menjadi berharga di mata kita.
Syarat dan ketentuan ini sangat berat dan mungkin anda lebih memilih untuk tidak melakukannya. Syaratnya adalah BERSYUKUR. Apakah cukup dengan bersyukur? Tentu tidak, syarat dan ketentuan tidak pernah hanya satu. Ada syarat selanjutnya, yaitu LAKUKANLAH. So, setelah bersyukur, anda harus melakukan suatu tindakan. Tindakan ini adalah tindakan bukti bahwa anda bersyukur atas moment yang terjadi.
Ah..terlalu abstrak membahas seperti ini. Tunggu dulu, jangan terburu-buru karena cara seperti itu hanya akan memberikan pengetahuan, bukan pemahaman yang mendalam. Anda hanya ingin mengetahui, bukan ingin mencari tahu cara melakukannya.
Lakukanlah dengan tindakan dan perbuatan anda. Perbuatan yang tentunya hasil belajar dari moment yang anda miliki.
Anda pernah bertemu dengan seorang yang sangat kaya raya. Namun, hidupnya hanya dihabiskan dengan bersenang-senang dan menghabiskan uang milik orang tuanya. Ingat ya, Uang milik Orang tuanya. Ketika dia bertemu dengan teman-teman lain yang mungkin tidak seberuntung dia dari segi ekonomi keuangan, pasti pembicaraan pun berbeda derajadnya. Kondisinya mereka sama-sama menempuh pendidikan yang sama. Si kaya bisa bersekolah dengan mudahnya tanpa mengalami permasalahan dan pengaturan keuangan yang begitu rumit. Tinggal datang dan bayar setiap uang kuliah yang harus segera dibayarkan. Sedangkan si Miskin harus berkuliah dengan bersusah payah, bekerja sambil kuliah, tidak bisa menikmati makanan lezat seperti teman-temannya karena memang tidak memiliki uang untuk itu.
Saat mereka duduk bersama, si miskin membayangkan jika dirinya memiliki semua fasilitas seperti si kaya. Dia bisa mendapatkan pendidikan tingkat apapun yang dia inginkan. Si miskin bertanya," Apa kamu ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi?"
Si Kaya menjawab dengan nada bercanda," Aduh..aku sebenarnya gak suka kuliah. Ini juga aku kuliah karena disuruh orang tuaku."
Ini adalah moment berharga bagi si kaya dan si miskin. Apakah mereka menyadari dan bersyukur dengan apa yang terjadi dalam hidup mereka? Tidak. Si kaya belum bersyukur dan melakukan hal yang baik sebagai ungkapan syukurnya. Si miskin juga belum bersyukur dengan keadaannya sekarang. Tidak perlu ada pembalikan situasi kehidupan untuk dapat menghargai sebuah moment dalam kehidupan. Tidak perlu juga kita kehilangan sesuatu yang berharga untuk dapat mengetahui bahwa betapa berharganya yang kita miliki saat itu.
Bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini. Si kaya bisa saja menjadi lebih produktif dengan fasilitas lengkap yang dapat dimilikinya dengan mudah. Si miskin pun bisa lebih baik dengan terus berusaha dan mempertahankan keinginan dirinya dengan tetap berusaha menjadi lebih baik dan keluar dari keadaan lemah yang dia sadari.
Momentum itu terjadi setiap saat. Setiap waktu saat kita menyadari terjadinya sesuatu dalam hidup kita. Baik dari hasil perenungan, interaksi dengan orang lain, atau kejadian yang dialami oleh orang lain. Bahkan kita sudah diajarkan untuk menjadikan beberapa waktu sebagai momentum perubahan lebih baik, seperti bulan puasa, pergantian tahun, perayaan paskah dan lain sebagainya. Ini semua adalah waktu-waktu yang secara jelas menuntut kita menjadikannya sebagai momentum perubahan bagi diri sendiri lalu orang lain.
Momentum ini hanya akan datang kepada orang-orang yang menginginkan sentakan perubahan. Momentum tidak datang kepada orang yang merasa hidup dalam kesenangan luar biasa. Sentakan momentum ini akan menghajar kesadaran dan keinginan diri kita untuk bertransformasi menjadi sesuatu yang baru, sesuatu yang berharga, dan menghargai setiap moment yang kita miliki.
Komentar
Posting Komentar