Sukses dalam Kebencian? Kita Perlu Perhatikan Ini!

Apakah yang mendorong kita untuk menjadi orang yang sukses?
Sebagian orang mungkin diajarkan demikian,

"Nak, kamu harus sukses ya, biar keluarga kita tidak lagi dihina orang!"

"Aku harus sukses, aku benci dihina oleh teman-teman karena aku miskin!"

"Aku akan buktikan bahwa aku bisa berhasil, mereka salah menilaiku!"

Inikah ungkapan hati kita ketika menanamkan keinginan untuk sukses? Saya tidak tahu apakah kita mengatakan ini dalam hati kita ketika direndahkan, dilecehkan dan dianggap tidak berharga karena keluarga kita tidak seberuntung orang-orang yang memiliki harta yang berlimpah. Pertanyaan beirkutnya sederhana saja, apakah salah jika kita menjadi orang yang sukses?

Sukses dalam kehidupan sosial begitu luas pengertiannya. Ada sebagian orang yang menganggap kesuksesan dari jabatan yang dimiliki saat itu, bisa juga dengan berlimpahnya harta kekayaan, atau bergengsinya pekerjaan yang dimiliki saat itu. 

Menjadi sukses tidak pernah salah. Sukses menjadi idaman setiap manusia karena sukses adalah kehidupan ideal yang sangat menyenangkan saat kita melihat orang lain. Namun, terkadang kita lupa motif utama kita untuk menjadi dan mengalami kesuksesan tersebut. Sebagian orang berkata sah-sah saja jika memulai semangat untuk sukses karena suatu dendam, suatu saat motif itu akan berubah dengan sendirinya. Bagi saya sesuatu yang dimulai dengan dendam akan terus berjalan dalam lingkaran dendam. Dahulu dendam itu menyelimuti kita seperti kain hitam, perlahan berubah warna menjadi pudar, namun itu tetaplah dendam yang belum diselesaikan. Sesuatu yang belum diselesaikan akan terus menguasai dan menuntun kita untuk memenuhi itu.

Lantas untuk apa kita menjadi sukses jika bukan karena ingin membuktikan kepada dunia bahwa kita mampu menjadi sukses? Bahwa kita tidak seburuk yang pernah mereka nilai? Bahwa kita tidak sebodoh yang mereka kira? Ini harus diubah! Harus!

Kesuksesan kita harus dirancang ulang. Jika anda membaca artikel ini dan anda menyadari bahwa saat anda berjuang karena kebencian terhadap orang lain dan berjuang untuk menonjolkan diri, segera berubah. Kita perlu menyusun keberhasilan dan kesuksesan kita dengan lebih bijak. 

Kesuksesan dan perjuangan sukses kita haruslah ditujukan kepada orang lain, keseimbangan kehidupan, dan bukan kesenangan diri sendiri. Tapi berhati-hatilah bahwa ego akan dengan mudah menghambat dan menguasai diri kita untuk berjuang memenuhi keinginan ego, menunjukkan sesuatu dalam diri berupa kesombongan. Rancanglah kesuksesan demi kebaikan orang lain, tidak menyengsarakan orang lain, tidak pula "memakan" orang lain yang lebih lemah dari kita. Berjuang demi kesuksesan dengan jalan yang benar, bukan menempuh semua jalan agar sukses.

Kesuksesan sejati adalah kehidupan kita yang kita temukan hanya dari pemahaman kita akan keberadaan diri kita. Untuk apa kita hidup didunia ini? Mengapa kita ada di dunia ini, pekerjaan ini dan dilingkungan ini serta di situasi kehidupan ini? Untuk siapa kehidupan yang anda miliki anda jalankan sepenuh waktu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Tiga Hari di Jatiluhur Bersama Outward Bound Indonesia (1)

Untuk Apa Anda Mengucap Syukur?