Saat Moment itu Datang Akan Ada Penolakan

Pada saat moment yang anda inginkan itu datang menghampiri anda, penolakan akan menguasai anda. Penolakan memang bukan dengan sikap penolakan secara reaktif dan frontal. Penolakan itu muncul dalam sikap pasif agresif. Anda akan berkomentar terhadap moment yang anda alami. Anda akan berkomentar ini dan itu seputar moment yang sedang atau sudah anda alami. 

Perlahan-lahan waktu anda habis dengan komentar tanpa solusi. Waktu kita dan tenaga kita telah habis karena energi yang kita miliki hanya digunakan dalam kemelut pikiran yang seyogyanya hanya membuat kita senang karena bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan. 

Ada satu hal yang kita lupakan. Kita telah membuat benteng penolakan dalam diri kita. Hal itu terbukti dari sikap kita yang hanya sibuk dengan komentar sepihak. Kita tidak menyadari 'mengapa' moment itu terjadi dan 'bagaimana seharusnya menghadapi moment tersebut'. Kesibukan kita untuk menolak dengan komentar kita membuat kita lupa untuk menanggapi moment tersebut dengan sikap penerimaan dan membuat rencana menghadapi moment tersebut.

Saat kita dinilai bersalah ataupun tidak mengerjakan pekerjaan kita dengan baik, kita akan lebih senang berkomentar atas penilaian atasan kita. Kita menolak moment itu terjadi dalam hidup kita. Kita tidak berharap mengalami moment tersebut. Akan tetapi, semua itu terjadi dalam hidup kita. Menolak dan berkomentar terhadap sikap atasan tidak akan memperbaiki hasil pekerjaan kita. Menolak juga tidak merubah penilaian terhadap hasil pekerjaan kita.

Mengapa kita tidak menerima moment tersebut dengan kerendahan hati dan lapang dada. Konyol memang. Semua orang berusaha menunjukkan bahwa dirinya mampu, kita malah menerima sebuah penilaian buruk terhadap pekerjaan kita. Apa yang kita dapatkan dengan berkomwntar berjam-jam dan kepada setiap orang yang kita temui? Tidak untungnya bagi kita. Akan lebih jika kita berpikir dan melakukan sebuah tindakan yang lebih baik. Jadikan penilaian dari atasan sebagai momentum terbaik untuk memperbaiki diri.

Cobalah pikirkan dan lakukan serta buatlah hasil pekerjaan kita bisa diterima oleh atasan dengan senyuman dan pujian. Pikirkan dan lakukanlah sebuah sikap yang berfokus pada pemecahan masalah. Menerima moment yang kita alami dan mengerjakan pekerjaan kita dengan lebih baik. Buatlah sebuah moment berikutnya menjadi lebih indah dengan hasil perbaikan dari pekerjaan sebelumnya. Dengan begitu kita tidak menolak moment yang kita alami, tapi memandang moment tersebut sebagai koreksian bagi kita agar berikutnya lebih baik dan bebaa dari penolakan.

Jika anda saat ini membenci seorang teman, berhentilah terlebih dahulu menceritakan keburukannya. Tanyakan mengapa anda begitu membencinya. Lalu mulailah berpikir dan membuat sebuah sikap bagaimana agar anda tidak membenci orang seperti itu lagi. Atau pikirkanlah bagaimana agar orang yang anda benci tersebut tidak lagi membuat anda emosi, tapi berubah sebaliknya menjadi lebih menyenangkan.

Menolak bukan hanya lewat ucapan dan sikap penolakan. Komentar yang anda utarakan juga menunjukkan bahwa anda sedang berada dalam benteng penolakan. Belajar menerima dan mengambil sikap untuk menghadapi moment yang kita alami untuk tetap bertahan dan menjadi lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Tiga Hari di Jatiluhur Bersama Outward Bound Indonesia (1)

Untuk Apa Anda Mengucap Syukur?