Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Belum Sampai Kesudahannya

Perjuangan itu tidak pernah mengenal kata menyerah. Jika dalam berusaha masih ada ketakutan dan perasaan ingin menyerah, berarti perjuangan itu belum anda inginkan sepenuh hati. Menyerah hanya milik orang-orang yang takut akan apa yang diperjuangkannya. Takut menghadapi kehidupan barunya atau takut dengan kegagalan dalam usaha mereka. Perjuangan sejati tidak hidup dan meyakini apa yang mereka takuti. Mereka akan hidup dalam pengharapan akan keberhasilan yang sebentar lagi mereka capai. Penemu besar selalu hidup berdampingan dengan orang-orang pesimis dan tidak percaya dengan hal baru. Namun mereka tetap menjalankan apa yang mereka yakini. Mereka teguh dan konsisten mengerjakan pekerjaan yang mereka yakini. Akhirnya mereka mencapai hasil yang mereka harapkan. Banyak orang yang menolak perjuangan yang begitu keras. Seakan-akan hidup ini hanyalah untuk dinikmati. Hidup cukup dengan menerima apa yang sudah ada, tidak perlu membuat sesuatu yang baru dalam hidup. Wrigth bersudara y

Cerita di Facebook, Twitter dan Blackberry Status

Gambar
Pernahkah anda mengingat status-status yang pernah anda tuliskan di Blackberry anda? Di Facebook anda? atau di Twitter anda? Atau anda adalah orang yang rutin merangkum setiap status yang anda update di media-media tersebut? Itu dapat menceritakan perjalanan diri anda, emosi anda bahkan bagaimana pemikiran anda sampai saat ini. Status tersebut bisa menjadi sebuah cerita unik mengenai diri anda. Misalnya untuk perjalanan 1 tahun kebelakang, selama tahun 2012 ini. Penting bagi kita untuk mengetahui apa yang kurang dalam tahun ini, sehingga saat membuat resolusi di tahun 2013 menjadi lebih tepat sasaran. Sudah anda rangkum status-status yang pernah anda buat dan buat menjadi sebuah cerita berdasarkan timeline? Cerita yang muncul bisa berupa ide pemikiran indah anda, cacian emosi anda, kemarahan anda, kesedihan anda, kekesalan anda, kritikan anda terhadap sesuatu atau luapan emosi anda yang tidak pernah terucap di dunia nyata. Selama setahun saja itu sudah bisa menjadi catatan pan

Kalau Emosi, Senyumanpun Terasa Menyakitkan

Emosi akan menutup penglihatan kita akan sebuah realita. Emosi akan membenarkan ego kita untuk mealkukan apa yang kita anggap benar. Walaupun itu tidak benar menurut orang lain. Emosi yang negatif ini akan membuat kita menilai segala sesuatu salah menurut pandangan kita. Kesedihan membuat kita tidak menyukai canda tawa. Kemarahan membuat kita menghindari kata maaf, rasa dendam membuat kita lupa bahwa kita juga pernah melakukan kesalahan kepada orang lain. Saat emosi negatif menguasai diri kita, senyuman indah pun bisa menyulut api emosi kita. Kita menjadi begitu tidak terkontrol dan tidak dapat mengendalikan apa yang harus kita lakukan. Bukan itu saja, emosi negatif ini pun menutup diri kita untuk mengenal permasalahan dengan tepat. Sehingga terkadang dalam emosi yang tidak terkendali, pengambilan keputusan pun membuat permasalahan menjadi semakin runyam. Permasalahan tidak terselesaikan, bahkan menjadi semakin rumit dan sulit diselesaikan. Menahan diri menjadi cara yang cukup b

Perbesar Fokus Pandangan Anda

Selama anda yakin dalam menghadapi masalah, masalah tidak akan membuat anda kehilangan kendali terhadap diri anda. Ini hanya ketidaksesuaian pandangan dan cara anda memandang permasalahan yang ada. Apa sih yang tidak bisa dikerjakan dan diselesaikan jika hati berkata mau? Artinya ini hanyalah permasalahan bagaimana kita mau menghadapi dan menyelesaikannya. Jika kita ingin melihat gajah, kita tidak akan dapat melihatnya dengan utuh jika kita menempelkan wajah kita ke daun telinganya. Kita akan dapat melihat seekor gajah dengan jelas saat kita mundur dan memperlebar fokus pandangan kita terhadap suatu objek.  Menghadapi permasalahan juga seperti itu. Saat kita menghadapi permasalahan, kita tidak akan melihat permasalahan dengan jelas dan utuh jika kita menempel terlalu dekat dengannya. Terlalu dekat disini maksudnya adalah kita terlalu larut dan terbawa dalam emosi menghadapi masalah tersebut. Kita hanya berteriak mengeluhkan masalah karena kita tidak tahu dengan jelas masalah

Silakan Menuntut, Tapi Jangan Permalukan Diri!

Gambar
Cerita menarik dalam buku karangan seorang Dosen skaligus Konsultan dari Harvard, Peggy Klaus. Dalam buku yang ditulisnya dengan judul asli " The Hard Truth about Soft Skills ", atau yang sudah ada dalam terjemahan Indonesianya dengan judul " Jangan Anggap Sepele Soft Skill " ditulis sebuah kisah seorang karyawan yang dijanjikan sebagian pekerjaan atasannya, 5 pekerjaan penting.  Karyawan tersebut menuntut  diberikan 5 pekerjaan penting dan besar itu dari atasannya. Alasannya adalah karena dia telah dijanjikan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Seiring berjalannya waktu, karyawan belum juga diberikan tanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Sampai suatu saat mereka dipertemukan untuk membicarakan perasaannya dalam bekerja. Karyawan menyampaikan bahwa dirinya harusnya diberikan 5 pekerjaan tersebut oleh sang Atasan, karena begitulah janjinya. Sang atasan yang mengetahui hal itu dengan santai menjawab. " Saya akan memberikan 5 pekerjaan tersebut unt

Prokrastinasi... Hentikan Sebelum Kedodoran!

Mengerjakan tanggung jawab kita dengan segera akan memberikan kesempatan kepada kita untuk mengerjakan tanggung jawab lainnya. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan yang satu, kita dapat meneruskan ke pekerjaan berikutnya. Akan sulit jika kita sudah tahu harus mengerjakan apa, namun membiarkannya apalagi mengabaikannya. Apapun alasannya, kita pasti telah menumpuk beban dalam diri kita untuk suatu pekerjaan. Membuat jadwal apa yang harus dikerjakan tentu baik, namun lebih baik jika rencana itu segera dilaksanakan setelah selesai. Sebaliknya akan menjadi beban jika rencana itu hanya dibiarkan saja tanpa gerakan untuk menyelesaikannya.  Menunda untuk mengerjakan apa yang sebenarnya bisa kita kerjakan segera, adalah penyakit yang harus segera disembuhkan. Banyak yang menyesal karena tidak segera mengambil kesempatan yang ada, menyesal karena tidak segera mengerjakan itu dulu. Apapun alasan untuk menunda, itu akan menambah pekerjaan anda. Setiap detik, setiap anda bertemu dengan o

Pengalaman Tidak Membuat Orang Bijak dan Berhikmat

Gambar
Apa yang kita pelajari dari sebuah pengalaman? Pengalaman mengajarkan makna dari sebuah cerita masa lalu . Pengalaman yang dialami langsung secara pribadi, pengalaman orang lain yang di dekat kita, atau pengalaman orang lain yang kita dapatkan melalui cerita orang lain pula.    Kita berharap dan yakin bahwa pengalaman akan membawa kita kepada kehidupan lebih baik. Dengan banyaknya pengalaman, kita telah belajar banyak hal dan dianggap mampu menghadapi kehidupan masa depan. Ada hal yang perlu disadari dengan segera. Belum terlambat. Pengalaman itu masa lalu, kehidupan saat ini adalah sesuatu yang baru, dan kehidupan masa depan adalah sesuatu yang tidak bisa direncanakan.   Kita berpikir dan yakin bahwa pengalaman kita bisa membuat kita tenang jika hidup menjadi rumit di kemudian hari. Mempersiapkan diri menghadapi segala hal melalui pengalaman. Mungkin ini sebuah ekspresi ketakutan menghadapi kehidupan. Bisa jadi dan kemungkinan terbesar adalah iya. Tidak yakin dengan kehidu

Tidak Semua Rela Melakukannya

Kita harus segera mengubah pikiran kita saat memasuki dunia kerja. Ada trend khusus yang terjadi sepanjang hidup kita. Kita mengikuti pendidikan kita dari TK sampai dengan lulus kuliah dengan harapan mendapatkan pekerjaan. Harapannya dengan mendapatkan pekerjaan, kita mendapatkan upah dan gaji yang layak sehingga dipandang sebagai orang berhasil oleh teman, keluarga ataupun tetangga. Berlawanan dengan itu, beberapa kampus yang sudah ternama membuat pernyataan berbeda yang jiak ditelaah lebih dalam bias mengubah pola piker kita semua. Entah berasal dari dosen atau mahasiswa yang bersikap idealis pernyataan seperti ini.  “ Jika anda sebagai lulusan Sarjana tidak bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat, maka ke-sarjanaan anda adalah kesia-siaan.” Apa yang terjadi dengan mahasiswa zaman ini tentu berbeda dengan pernyataan di atas. Lulus dari kuliah semua mencari pekerjaan. Mencari pekerjaan dengan tujuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Mendapatkan gaji

Bekerja Itu Memberi

Gambar
Kita harus segera mengubah pikiran kita saat memasuki dunia kerja. Ada trend khusus yang terjadi sepanjang hidup kita. Kita mengikuti pendidikan kita dari TK sampai dengan lulus kuliah dengan harapan mendapatkan pekerjaan. Harapannya dengan mendapatkan pekerjaan, kita mendapatkan upah dan gaji yang layak sehingga dipandang sebagai orang berhasil oleh teman, keluarga ataupun tetangga. Berlawanan dengan itu, beberapa kampus yang sudah ternama membuat pernyataan berbeda yang jiak ditelaah lebih dalam bias mengubah pola piker kita semua. Entah berasal dari dosen atau mahasiswa yang bersikap idealis pernyataan seperti ini. “ Jika anda sebagai lulusan Sarjana tidak bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat, maka ke-sarjanaan anda adalah kesia-siaan.” Apa yang terjadi dengan mahasiswa zaman ini tentu berbeda dengan pernyataan di atas. Lulus dari kuliah semua mencari pekerjaan. Mencari pekerjaan dengan tujuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Mendapatkan gaji sesuai harapan, m

Kesombongan : Masalah Hati bukan Ekspresi

Gambar
Tak perlu memiliki kelebihan pengetahuan lebih Tidak perlu memiliki harta yang lebih banyak Tidak perlu memiliki wajah/paras lebih tampan/cantik Tidak perlu memiliki pasangan lebih cantik/cakep Tidak perlu memiliki karya lebih baik Tidak perlu juga memiliki pekerjaan yang membanggakan Semua bisa menjadi sombong. Wajah bisa kejam, muka bisa sinis Sikap bisa sadis Hati dan pikiran sebagai tempat paling aman dan nyaman untuk melakukan segala sesuatu dari yang baik sampai yang tidak baik tanpa diketahui oleh orang lain. Seorang teman sering guyon di tengah percakapan yang terus membicarakan pencapaian-pencapaian masing-masing. Apalagi berkaitan dengan kemampuan menghabiskan uang mereka. “ nggak apa-apa miskin, yang penting tetap sombong! ” Ini bukan pernyataan sungguhan, ini hanya sebuah guyonan untuk menyindir teman yang mulai terlena dengan pembicaraan yang terus membanggakan diri seolah mulai menunjukkan kesombongan dari keberhasilan mereka. Semua

Mengapa Bertanya Jika Anda Bisa Melakukannya!

Kebiasaan anak-anak adalah bertanya. Bukan karena mereka ingin menguji pengetahuan kita, tetapi karena mereka memang belum mengerti dan belum paham mengenai sesuatu. Mereka ingin tahu mengenai hal-hal yang baru bagi mereka. Mereka mencari tahu apa yang mereka rasakan, apa yang mereka perhatikan atau lihat. Anak-anak bertanya mengapa seseorang menangis, mengapa seseorang berteriak dan lain sebagainya. Itu adalah anak-anak. Melihat kondisi saat ini, berbagai macam kejadian di sekitar kita terkadang membuat kita mengalami regresi. Kita menunjukkan sikap dan cara hidup layaknya anak-anak. Kita lebih menyukai perdebatan, bertanya hal-hal yang terjadi menyentuh saraf sensori kita. Saat ada seseorang terjatuh di jalan karena tabrakan, kita bukan membantu menolong membangunkannya, kita akan sibuk mencari orang di sekitar kecelakaan untuk bertanya," Ada apa?" atau "Kecelakaan apa barusan terjadi?". Namun, sebatas bertanya dan kemudian meninggalkan korban tetap di tempa

Sukses dalam Kebencian? Kita Perlu Perhatikan Ini!

Gambar
Apakah yang mendorong kita untuk menjadi orang yang sukses? Sebagian orang mungkin diajarkan demikian, "Nak, kamu harus sukses ya, biar keluarga kita tidak lagi dihina orang!" "Aku harus sukses, aku benci dihina oleh teman-teman karena aku miskin !" "Aku akan buktikan bahwa aku bisa berhasil, mereka salah menilaiku!" Inikah ungkapan hati kita ketika menanamkan keinginan untuk sukses? Saya tidak tahu apakah kita mengatakan ini dalam hati kita ketika direndahkan, dilecehkan dan dianggap tidak berharga karena keluarga kita tidak seberuntung orang-orang yang memiliki harta yang berlimpah. Pertanyaan beirkutnya sederhana saja, apakah salah jika kita menjadi orang yang sukses? Sukses dalam kehidupan sosial begitu luas pengertiannya. Ada sebagian orang yang menganggap kesuksesan dari jabatan yang dimiliki saat itu, bisa juga dengan berlimpahnya harta kekayaan, atau bergengsinya pekerjaan yang dimiliki saat itu.  Menjadi sukses tidak pernah s

Tuhan, Adam, Hawa, Ular. Empat Pribadi yang Saling Berhubungan

Gambar
Kalau membaca sejarah mengenai kehidupan manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa ada hal yang pertanyaan yang langsung terpikirkan. 1. Mengapa Adam dan Hawa diberitahu bahwa pohon yang ada di tengah-tengah taman itu dilarang untuk dimakan? 2. Mengapa juga Nama pohon itu adalah "Pengetahuan baik dan buruk"? 3. Mengapa Hawa yang digoda oleh Sang Ular untuk mengambil buah itu pertama kami? 4. Mengapa Ular ingin sekali Adam dan Hawa memakan Buah Pengetahuan Baik dan Buruk itu padahal sudah jelas dilarang? 5. Mengapa Hawa tergoda oleh penjelasan Ular mengenai buah tersebut sehingga mengambilnya dan membawanya kepada Adam? 6. Pertanyaan terakhir, Mengapa Tuhan melarang Adam dan Hawa untuk memakan Buah Pengetahuan Baik dan Buruk? Wah, pertanyaan ini sangat banyak. Saya kira untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan waktu dan penjelasan yang tepat. Saya tidak menjanjikan jawaban yang komprehensif dan memberikan penjelasan yang lengkap, karena mungkin analisa saya tida

Gelap Bukan Berarti Tidak Ada Terang!

Gambar
Kita hidup dalam kegelapan bukan karena tidak ada cahaya yang bisa menerangi. Kita hidup dalam gelap karena kita tidak menemukan dimana cahaya yang dapat menerangi itu. Kita tidak menemukan cahaya itu karena kita tidak menginginkan hidup dalam cahaya terang itu. Kita tidak menginginkan cahaya itu menerangi tiap sisi yang diselimuti oleh kegelapan. Kita tidak hidup seperti bumi yang berputar pada satu titik. Dua belas jam kita mendapatkan terang, dua belas jam berikutnya gelap menutupi. Seolah-olah tidak ada pilihan dan tidak dapat hidup dalam terang saja. Jika kita perhatikan, dalam kegelapan sekalipun kita akan mencari terang. Terang ini akan membuat kaki kita bebas dari benturan karena berjalan dalam kegelapan. Kita memasang lampu dan lilin di dalam ruangan dimana kita berada. Kita membutuhkan penerang dalam kehidupan kita. Bukan agar kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan, tapi agar kita dapat melihat dengan jelas apa yang ada di hadapan kita. Namu

Ingin Menjadi Bijak? Baca dulu ini!

Gambar
Siapa yang tidak ingin menjadi bijaksana, terlihat dewasa dalam menghadapi segala hal dalam kehidupan. Setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan bijak tanpa menimbulkan permasalahan berikutnya. Sungguh ini adalah kehidupan yang sangat baik bagi anda dan orang lain. Kebijaksanaan anda akan mampu memberikan solusi terbaik bagi kehidupan saat ini.  Kebijaksanaan tidak datang seperti pengetahuan. Tidak bisa kita miliki hanya dari membaca buku, berdiskusi, mengikuti berbagai seminar pengembangan diri, atau melatih diri untuk menjadi bijak dengan berbagai maca usaha kita. Kebijaksanaan akan menghampiri anda tepat pada waktunya. Tidak mungkin anda memiliki kebijaksanaan pada saat anda masih ingin menunjukkan ego anda kepada dunia. Kebijaksanaan itu ibarat matahari. Saat matahari bersinar, kita tahu bahwa sinarnya akan menerangi segala sesuatu di hadapannya. Namun, kita sendiri yang disinari tidak dapat melihat wujud rupanya. Kebijaksanaan itu akan memancar dari diri kita dari s

Ahhh..Rese Banget Sih Loe!!

Gambar
Anda pasti pernah mengalami kejadian ini. Entah itu di tempat kerja, ataupun dimanapun. Anda pasti pernah menemukan orang-orang yang sangat sibuk memperhatikan dan mengurusi pekerjaan-pekerjaan anda. Mereka sangat suka mengkritik pekerjaan dan hasil pekerjaan kita.Menjadi sangat tidak menyenangkan lagi jika orang itu menjadi semakin bersemangat mencampuri usuran kita. Mereka mulai mengkritik hasil pekerjaan kita di depan umum, bahkan saat mengkritik sengaja di tempat umum. Apakah kita mesti marah dan membenci orang tersebut? Saya sering mengamati sebuah meeting dan rapat-rapat panitia. Jika kejadian seperti ini sudah muncul, ini berarti ada yang tidak beres dengan orang tersebut dan komunikasi dalam rapat tersebut. Bagaimana mungkin orang yang tidak berhubungan dengan pekerjaan kita dapat memberikan kritik terhadap pekerjaan dan hasil pekerjaan kita. Wajar donk kita berpikir seperti ini. Lalu apa yang menjadi permasalahannya? Permasalahannya adalah seberapa kuat diri kita m

Moment Seperti Apa yang Anda Tunggu?

Gambar
Moment seperti apa yang sedang kita tunggu untuk melakukan sebuah perubahan? Tidak ada jawaban yang memuaskan dari pertanyaan ini. Jawaban bisa sangat beragam. Mulai dari jawaban biarkan waktu yang menjawabnya sampai kepada jawaban tidak tahu kapan. Kita pun sebenarnya tidak tahun kapan waktu yang tepat untuk melakukan sebuah perubahan. Tapi kita terus saja bersikap seperti tahu kapan waktu yang tepat itu dan dalam moment seperti apa. Seolah.olah momentum itu akan terjadi dengan sendirinya sementara anda menunggu kehadirannya. Kita berpikir bahwa akan ada moment tepat di masa depan setelah menolak moment dalam hidup anda saat ini. Kita menganggap bahwa apa yang yang terjadi hari ini bukanlah moment yang tepat. Kita berpikir bahwa ini bukan waktu yang anda harapkan untuk terjadinya sebuah momemtum dalam kehidupan anda. Kita selalu berharap yang lebih baik dari hari ini dan yang terjadi saat ini. Namun kita menolak dan membiarkan moment itu berlalu begitu saja dalam hidup kita.

Saat Moment itu Datang Akan Ada Penolakan

Gambar
Pada saat moment yang anda inginkan itu datang menghampiri anda, penolakan akan menguasai anda. Penolakan memang bukan dengan sikap penolakan secara reaktif dan frontal. Penolakan itu muncul dalam sikap pasif agresif. Anda akan berkomentar terhadap moment yang anda alami. Anda akan berkomentar ini dan itu seputar moment yang sedang atau sudah anda alami.  Perlahan-lahan waktu anda habis dengan komentar tanpa solusi. Waktu kita dan tenaga kita telah habis karena energi yang kita miliki hanya digunakan dalam kemelut pikiran yang seyogyanya hanya membuat kita senang karena bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan.  Ada satu hal yang kita lupakan. Kita telah membuat benteng penolakan dalam diri kita. Hal itu terbukti dari sikap kita yang hanya sibuk dengan komentar sepihak. Kita tidak menyadari 'mengapa' moment itu terjadi dan 'bagaimana seharusnya menghadapi moment tersebut'. Kesibukan kita untuk menolak dengan komentar kita membuat kita lupa untuk menanggapi m

Momentum Terbaik Adalah Saat Melakukannya

Gambar
Momentum terbaik adalah saat kita melakukan keputusan kita. Bukan saat kita memutuskan untuk mengambil keputusan untuk melakukannya. Saya jadi teringat dengan sebuah cerita yang disampaikan oleh Sulaiman Budiman dalam bukunya yang berjudul " Berani Menertawakan Diri Sendiri ". Cerita ketika dia beliau dalam sebuah sesi trainingnya ingin membagikan secara gratis sebuah buku. Beliau tidak menghampiri peserta dengan memberikan buku tersebut, melainkan dengan menawarkan kepada semua peserta buku tersebut.  " Siapa yang ingin memiliki buku ini secara gratis?" Begitu mungkin bahasa yang dilontarkan ke seluruh peserta. Serentak semua mengacungkan tangannya untuk menunjukkan bahwa diri mereka menginginkan buku tersebut. Namun, apa beliau tidak memberikannya kepada mereka yang mengacungkan tangannya. Bukan juga bagi peserta yang mengangkat tangan paling tinggi. Beliau sekali melontarkan pertanyaan yang sama sebelum memberikan buku tersebut. Hal yang serupa ma

Kapan Momentum itu terjadi?

Gambar
Setiap orang memiliki moment dalam hidupnya. Setiap kejadian adalah moment berharga. Tapi sama seperti kebanyakan iklan saat ini, Syarat dan Ketentuan Berlaku. Sama seperti ini juga setiap moment bisa menjadi berharga di mata kita. Syarat dan ketentuan ini sangat berat dan mungkin anda lebih memilih untuk tidak melakukannya. Syaratnya adalah BERSYUKUR. Apakah cukup dengan bersyukur? Tentu tidak, syarat dan ketentuan tidak pernah hanya satu. Ada syarat selanjutnya, yaitu LAKUKANLAH. So, setelah bersyukur, anda harus melakukan suatu tindakan. Tindakan ini adalah tindakan bukti bahwa anda bersyukur atas moment yang terjadi. Ah..terlalu abstrak membahas seperti ini. Tunggu dulu, jangan terburu-buru karena cara seperti itu hanya akan memberikan pengetahuan, bukan pemahaman yang mendalam. Anda hanya ingin mengetahui, bukan ingin mencari tahu cara melakukannya.  Lakukanlah dengan tindakan dan perbuatan anda. Perbuatan yang tentunya hasil belajar dari moment yang anda miliki. 

Apa itu Momentum?

Apa sih moment itu sebenarnya? Ini bukan sebuah pertanyaan yang baru. Bahkan hampir semua oranh telah terbiasa dengan kata moment ini. Kita mengenal penggunaan katan ini dalam berbagai konteks, tergantung dengan situasi saat itu. Moment bahagia, moment dukacita, moment kelulusan, moment yang tak bisa dilupakan, dan lain sebagainya. Hampir semua orang mengenal istilah moment ini. Namun tidak semua orang menyadari setiap moment yang mreka alami. Inilah momentum kehidupan. Saat seseorang mengambil keputusan untuk mengubah cara hidupnya, dari orang yang menghabiskan setiap rupiah uangnya untuk perjudian dan beralih menggunakan uang dengan lebih bijak. Ini adalah sebuah momentum perubahan hidupnya.  Permasalahannya adalah tidak semua orang peduli dan peka dengan momentum seperti itu. Kita lebih menyukai menikmati perubahan tersebut. Kita tidak serius dalam menjalani momentum tersebut. Entah kita yang tidak peduli dengan momentum tersebut, atau malah kita tidak pernah menyadari sebu